Pulau Lombok
Pulau Lombok jumlah penduduk pada tahun 2020 berjumlah :2.722.123 jiwa, adalah sebuah pulau di kepulauan Sunda Kecil atau Nusa Tenggara yang terpisahkan oleh Selat Lombok dari Bali di sebelah barat dan Selat Alas di sebelah timur dari Sumbawa. Pulau Lombok kurang lebih berbentuk bulat dengan semacam “ekor” di sisi barat daya yang panjangnya kurang lebih 70 km. Luas pulau ini mencapai 5.435 km² menempatkannya pada peringkat 108 dari daftar pulau berdasarkan luasnya di dunia. Namanya berasal dari Sasak lomboq, yang artinya “lurus, jujur”. Kota utama di pulau ini adalah Kota Mataram.
Pulau Lombok termasuk provinsi Nusa Tenggara Barat dan wilayahnya terbagi menjadi 4 Kabupaten dan 1 Kota:
- Kota Mataram
- Kabupaten Lombok Barat
- Kabupaten Lombok Tengah
- Kabupaten Lombok Timur
- Kabupaten Lombok Utara
Geografi Pulau Lombok
Selat Lombok merupakan batas flora dan fauna Asia. Mulai dari pulau Lombok ke arah timur, flora dan fauna lebih menunjukkan kemiripan dengan flora dan fauna yang dijumpai di Australia dari pada Asia. Ilmuwan yang pertama kali menyatakan hal ini adalah Alfred Russel Wallace, seorang Inggris pada abad ke-19. Untuk menghormatinya maka batas ini disebut Garis Wallace.
Topografi pulau ini didominasi oleh gunung berapi Rinjani yang ketinggiannya mencapai 3.726 meter di atas permukaan laut dan menjadikannya yang ketiga tertinggi di Indonesia. Gunung ini terakhir meletus pada bulan Juni-Juli 1994. Pada tahun 1997 kawasan gunung dan danau Segara Anak ditengahnya dinyatakan dilindungi oleh pemerintah. Daerah selatan pulau Lombok sebagian besar terdiri atas tanah subur yang di manfaatkan untuk pertanian, komoditas yang biasanya di tanam di daerah ini antara lain jagung, padi, kopi, tembakau dan kapas.
Demografi Pulau Lombok.
Sekitar 75% penduduk pulau Lombok adalah suku Sasak, sebuah suku bangsa yang masih dekat dengan suku Bali, tetapi sebagian besar memeluk agama Islam dan Sisa penduduknya adalah 15 % Bali yang beragama Hindu, Tionghoa yang beragama 5%budha, kristen 8% dan 2 % Arab beragama islam.
Bahasa Orang Lombok
Di samping bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, Penduduk pulau Lombok terutama suku Sasak selalu menggunakan bahasa Sasak sebagai bahasa utama dalam percakapan sehari-hari. Di seluruh Lombok sendiri bahasa Sasak dapat dijumpai dalam empat macam dialek yang berbeda yakni dialek Lombok utara, tengah, timur laut dan tenggara. Selain itu ada banyak penduduk suku Bali yang berdiam di Lombok (sebagian besar berasal dari Kerajaan Karangasem),di beberapa tempat terutama di Lombok Barat dan Kota Mataram dapat dijumpai perkampungan (Banjar) yang menggunakan bahasa Bali sebagai bahasa percakapan sehari-hari.
Agama Penduduk Lombok
Sebagian besar penduduk pulau Lombok terutama suku Sasak menganut agama Islam. Agama kedua terbesar yang ada di pulau ini adalah agama Hindu, yang dipeluk oleh para penduduk keturunan Bali yang berjumlah sekitar 15% dari seluruh populasi pulau Lombok. Penganut agama lainnya adalah Kristen, Buddha dan agama lainnya, yang di peluk oleh para pendatang dari berbagai suku dan etnis yang bermukim di pulau ini.
Organisasi keagamaan terbesar di Lombok adalah Nahdlatul Wathan (NW),organisasi ini juga banyak mendirikan lembaga pendidikan Islam dengan berbagai level dari tingkat terendah hingga perguruan tinggi.
Di Cakranegara (dulu bernama kerajaan Cakranegara)yang termasuk Kota Mataram sekarang, dulunya ditemukan Naskah Lontar Kuno oleh Ekspedisi belanda (KNIL) kemudian di ambil lalu dibawa ke Belanda, naskah lontar ini sebenarnya berada di Kerajaan Selaparang (sekitar daerah Pringgabaya, Lombok Timur), pada saat peperangan antara Bali dan Lombok.
kerajaan Selaparang telah kalah karena diserang secara tiba-tiba, dan akhirnya semua harta benda milik kerajaan selaparang dirampas oleh pasukan Bali, sisanya yang tidak terbawa kemudian dibakar. Termasuk mahkota emas Raja selaparang dan naskah lontar Negara Kertagama yang sedang dipelajarai oleh para Putra dan Perwira kerajaan Selaparang pada saat itu.
Sejarah Pulau Lombok
Menurut Babad Lombok, kerajaan tertua yang pernah berkuasa di pulau ini bernama Kerajaan Laeq (dalam bahasa sasak laeq berarti waktu lampau), tetapi sumber lain yakni Babad Suwung, menyatakan bahwa kerajaan tertua yang ada di Lombok adalah Kerajaan Suwung yang dibangun dan dipimpin oleh Raja Betara Indera. Kerajaan Suwung kemudian surut dan digantikan oleh Kerajaan Lombok. Pada abad ke-9 hingga abad ke-11 berdiri Kerajaan Sasak yang kemudian dikalahkan oleh salah satu kerajaan yang berasal dari Bali pada masa itu. Beberapa kerajaan lain yang pernah berdiri di pulau Lombok antara lain: Pejanggik, Langko, Bayan, Sokong Samarkaton dan Selaparang.
Penduduk Bali memunculkan pengaruh kultur Bali yang kuat di sisi barat pulau Lombok, seperti pada tarian serta peninggalan bangunan (misalnya Istana Mayura di Cakranegara). Baru pada tahun 1894 Lombok terbebas dari pengaruh Karangasem akibat campur tangan Batavia (Hindia Belanda) yang masuk karena pemberontakan orang Sasak mengundang mereka datang. Namun, Lombok kemudian berada di bawah kekuasaan Hindia Belanda secara langsung
Masuknya penjajahan Jepang (1942) membuat otomatis Lombok berada di bawah kendali pemerintah pendudukan Jepang. Seusai Perang Dunia II Lombok Pernah di namakan kawasan Negara Indonesia Bagian Timur, kemudian pada tahun 1950 setelah bergabung dengan Negara Republik Indonesia Pulau lombok di namakan kawasan Nusa tenggara barat
Pariwisata Lombok
Lombok dalam banyak hal mirip dengan Bali, dan pada dasa warsa tahun 1990-an mulai dikenal wisatawan mancanegara. Namun dengan munculnya krisis moneter yang melanda Indonesia pada akhir tahun 1997 dan krisis-krisis lain yang menyertainya, potensi pariwisata agak terlantarkan. Lalu pada awal tahun 2000 terjadi kerusuhan antar-etnis dan antar agama di seluruh Lombok sehingga terjadi pengungsian besar-besaran kaum minoritas. Mereka terutama mengungsi ke pulau Bali. Namun selang beberapa lama kemudian situasi sudah menjadi kondusif dan mereka sudah kembali.
Pada tahun 2007 sektor pariwisata adalah satu-satunya sektor di Lombok yang berkembang & menyerap tenaga kerja yang paling banyak,Secara otomatis pendapatan perkapita masyarakat lombok menjadi meningkat dengan di buka beberapa hotel, Villa, resturant serta biro perjalanan wisata.
Destinasi objek Wisata Pulau Lombok :
Wisata alam:
- Pantai Senggigi ( Pantai pasir putih)
- Pantai selong Blanak (Pantai surfing)
- Cakranegara ( Pura Meru)
- Sweta ( Pasar induk pulau Lombok)
- Gili Air ( snorkeling)
- Gili Meno (Snorkeling)
- Gili Trawangan ( Snorkeling)
- Gili Nangu, sudak dan kedis ( snorkeling dan fishing)
- Gili Kondo ( snorkeling)
- Gunung Rinjani ( adventure Mendaki)
- Pantai Kuta Mandalika ( Pantai pasir Putih)
- Pantai Tanjung Aan (pantai indah pasir putih)
- Pantai Seger ( Pantai pasir Putih)
- Circuit MotoGP Mandalika Lombok ( Race motoGP)
- Air Terjun Sendang Gile (Air terjun di kaki gunung rinjani)
- Hutan Pusuk ( melihat monyet yang jinak)
- Desa Sembalun ( View gunung rinjani dan persawahan kotak kotak)
- Wisata Tete Batu (rice terrace)
- Pantai Pink ( Pasir warna Pink)
Nama Wisata Sejarah & budaya:
- Masjid Bayan Beleq ( masjid Tua)
- Taman Mayura ( Istana Raja Karang Asem)
- Taman Narmada ( Pura & Taman raja)
- Pura Lingsar ( Pura untuk 3 agama)
- Pura Batu Bolong ( Pura di tepi pantai)
- Desa sade ( Rumah adat Lombok)
- Desa Ende ( Rumah adat Lombok)
- Pura Suranadi ( pura yang pertama dibangun di Pulau Lombok)
- Islamic Center ( Masjid terbesar di Lombok)
- Musium Nusa tenggara Barat ( Benda benda sejarah)
- Makam loang Baluq ( Makam penyebar islam)
- Makam Selaparang (Makam Raja)
- Pura Gunung Pangsong ( Pura tempat persingahan raja karang asem ke Lombok di atas bukit)
Wisata Belanja:
- Lombok Mall Epicentrum ( Pusat shopping center & restaurant fast food)
- Sasaku art shop ( oleh oleh khas Lombok)
- Lia Pearl ( Toko mutiara)
- Lombok Mataram Mall ( Pusat shopping center & restaurant fast food)
Wisata kerajinan
- Desa sesela (Mebel kayu)
- Desa sayang sayang (kerajinan ukiran Kayu)
- Desa Banyumulek ( Gerabah atau Tembikar)
- Desa Loyok (Kerajinan Bamboo)
- Desa Penujak ( Gerabah atau Tembikar)
- Desa Sukarara (tenun Ikat)